Bebas Diabetes dengan Ketofastosis


Ketofastosis merupakan gabungan dari Ketogenic dan fastosis. Ketogenic merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Sedangkan fastosis sendiri adalah fasting on ketosis yang artinya Puasa dalam kondisi ketosis. Fastosis bukan sebuah pola makan tapi merupakan sebuah gaya hidup yang harus diaplikasikan seumur hidup. Metode ini ditemukan pertama kali oleh Nur Agus Prasetyo.
Ketosis adalah kondisi dimana liver manusia memproduksi “ketone” untuk digunakan sebagai bahan bakar “fuel” atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.
Ketogenic sendiri merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein sedang. Sementara fastosis adalah fasting on ketosis yang artinya puasa dalam keadaan ketosis.
Keadaan ketosis adalah kondisi di mana liver memproduksi ‘ketone’ untuk digunakan sebagai bahan bakar atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis ini terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohdrat sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.

Intermittent Fasting (IF)
Ini adalah puasa 16 jam hingga 23 jam (hanya minum air, kopi atau teh tanpa gula / hanya menggunakan gula subtitusi non kalori), yg bertujuan utk memicu proses ketogenesis saat semua cadangan karbohidrat (glycogen) ditubuh dan liver telah habis (metabolisme lemak), meningkatkan respon sistem immune, mempercepat detoxifikasi dan memberi kesempatan perbaikan (rejuvenasi) terhadap seluruh sel2 ditubuh (Reverse Aging).
Puasa ini dimulai dengan puasa 16 jam untuk 1 – 2 minggu pertama, lalu dilanjutkan puasa 18 jam untuk minggu berikutnya atau seterusnya. Pada level Advance, puasa bisa ditingkatkan hingga 20 jam setiap hari, atau 20 jam selama 6 hari dan 23 jam 1 hari dalam periode 1 minggu.

Contoh puasanya Intermittent Fasting (IF) ini dapat dimulai saat jam 8 malam (setelah makan malam) hingga jam 12 siang esoknya (saat jam makan siang), sehingga total puasa IF menjadi 16 jam. Pengaturan jam untuk memulai puasa IF bisa dirubah-rubah (flexible) sesuai dengan jadwal yang diinginkan, dengan mengacu terhadap total jam puasa IF yang tidak boleh dikurangi (minimal 16 jam).
Dalam puasa IF ini perlu dicatat bahwa tidak boleh ada sumber kalori (makanan/minuman) yang masuk dan bisa memicu respon insulin. Karena puasa IF ini bertujuan untuk menekan hormon insulin dan IGF-1. Lalu sebaliknya meningkatkan Hormon Glucagon dan HGH (Human Growth Hormones) yg menunjang proses metabolisme lemak (ketogenesis) serta memicu perbaikan dan regenerasi (rejuvenasi) secara menyeluruh ditubuh. Puasa IF juga akan memicu pelepasan dan pembersihan lemak dari berbagai jaringan ditubuh, untuk digunakan sebagai bahan bakar dalam metabolisme lemak.
Pengecualian seperti minuman kopi atau teh yang tidak menggunakan gula, atau menggunakan gula subtitusi tanpa kalori seperti Gula Stevia (stevi grow), Sucralose (diabetasol), Erythritol dan Inulin. Selama jam puasa IF disarankan untuk minum air putih minimal 2 liter sehari, dan sangat lebih baik jika bisa sampai 3 liter. Jenis Air Alkali (Contoh : 2 sdt Baking Soda + 1 liter air, Kangen Water atau Millagros) sangat disarankan dalam program i-KetoFast™ untuk membantu meningkatkan PH darah, dan juga menekan inflamasi yang mungkin terjadi ditubuh.
Puasa IF akan memberikan energi lebih bagi tubuh manusia untuk melakukan berbagai perbaikan (rejuvenation) di level sel (cellular), meningkatkan aktivitas sistem immune (immuno-editing, immune response), pembersihan sel-sel ditubuh (autophagy) dan memaksimalkan detoxifikasi racun-racun (impurities) yang berakumulasi ditubuh.

Ketogenic Diet

Ini adalah diet komposisi yang bertujuan untuk mengubah kondisi metabolisme glukosa (gula/karbohidrat) menjadi metabolisme lemak (ketogenesis). Dimana tubuh akan menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama untuk metabolisme, dan tidak lagi menggunakan glukosa/karbohidrat (glycolysis – Oxidative Phosphorylation).
Diet komposisi ini akan membuat sel-sel lemak ditubuh diproses / dirubah menjadi sumber energi (lipolysis) dalam bentuk “Free Fatty Acid (FFA)” dan “Ketone Bodies (Ketone)”. Karena metabolisme lemak ini membutuhkan proses Respirasi (oksigen tinggi) untuk menghasilkan energi dari FFA dan Ketone yang beredar ditubuh, maka hanya sel normal / sehat (mithocondria sempurna) saja yang dapat menggunakan FFA dan Ketone sebagai sumber energi untuk metabolisme (Beta-Oxidation).
Dengan demikian sel-sel abnormal seperti sel kanker, sel terinfeksi (virus), sel rusak / menua, dan pathogen (bakteri, parasit, fungal/jamur) akan kehilangan sumber energi utama mereka yaitu glukosa, dan akan tereliminasi / terseleksi dengan Ketogenic Diet ini (Cellular Level Natural Selection).
Untuk sel kanker (CA) dan sel terinfeksi (virus/pathogen), metabolisme glukosa (glycolysis) adalah merupakan kunci utama kemampuan mereka untuk berkembang (proliferasi, metastasis & angiogenesis). Tanpa sumber glukosa yang cukup mereka akan mengalami kelaparan (stress) dan dalam beberapa jenis sel kanker dapat beralih ke sumber Glutamine (glutaminolysis) untuk memperoleh sumber energi pengganti sebagai bahan bakar metabolismenya (Glutaminolysis).Sehingga dalam aplikasi Ketogenic Diet ini bagi penderita Kanker atau Infeksi Virus / Patogen, juga harus membatasi jumlah asupan sumber protein nya (max. 0,8g – 1,2g per Kg massa otot kering / lean body mass). Sumber protein yang disarankan adalah sumber protein yang rendah Glutamine seperti ikan.
Sel kanker adalah sel yang memiliki cacat pada Mithocondria sel nya, sehingga sel tersebut tidak bisa menggunakan Lemak (ketone) untuk metabolismenya. Hal ini merupakan fundamental dasar dari segala jenis sel malignant (cancer), yang hanya bisa menggunakan glukosa dan melakukan fermentasi untuk menghasilkan asam laktat, dalam kondisi oksigen rendah maupun tinggi (Wikipedia – Warburg Effect).
Hal ini pun menjadi dasar untuk pendeteksian lokasi sel kanker pada dunia medis, seperti pada diagnosis melalui PET SCAN yang menggunakan solusi cairan Glukosa dengan label Radioaktif (2-F-2-Deoxyglucose / FDG), untuk melihat lokasi akumulasi dari cairan tersebut di tubuh (penanda lokasi sel kanker).
Dalam i-KetoFast™, Ketogenic Diet adalah diet komposisi makanan yg mengatur apa yang dimakan pada jam makan setelah puasa IF. Contoh untuk puasa IF 16 jam (jam 8 malam hingga jam 12 siang esoknya) berarti mengatur apa yang dimakan antara jam 12 siang (makan siang) hingga jam 7.30 malam (mulai makan malam dan berhenti jam 8 malam).

Komposisi makanan dalam Ketogenic Diet berpatokan dengan rumus sebagai berikut : 75% – 80% Lemak : 15% – 20% Protein : 5% – 10% Karbohidrat (dibawah 10 gram – 20 gram / hari). Konsumsi karbohidrat lebih dari 50 gram / hari, akan otomatis membatalkan ketosis (metabolisme lemak) yang sedang berlangsung..
Dalam Ketogenic Diet umum (Universal) semua sumber Hewani diperbolehkan (kecuali yang Haram bagi Muslim), ini termasuk lemak yang terkandung dalam sumber Hewani tersebut. Dan untuk sumber Nabati, sangat terbatas yang bisa dikonsumsi. Hanya terbatas pada sayuran berdaun (Tinggi Serat / Fiber) dan tidak bertepung (non starchy vegetables). Untuk pemilihan buah pun sangat terbatas jenisnya dan sedikit jumlah konsumsi perharinya, karena kandungan gula buah (fructose) yang dapat memicu kenaikan tingkat gula darah lebih cepat dibanding glukosa.
Selalu berpatokan dengan daftar “Sayuran Ketogenic” dan “Buah Ketogenic” sebagai acuan, dan hindari semua sumber Nabati diluar daftar tersebut. Pada setiap daftar tersebut juga memiliki takaran saji maksimum yang boleh dikonsumsi dalam 1 hari. Konsumsi lebih dari batas maksimum pada daftar tersebut akan meningkatkan resiko kenaikan hormon insulin, yang akan membatalkan kondisi Ketosis (metabolisme lemak) dan memberikan efek buruk bagi asupan lemak yang telah dikonsumsi sebelumnya.
Sumber: Ketofastosis.com